Rabu, 22 Maret 2017

Review Tahapan Perkembangan Pendidikan



Orang tua maupun institusi pendidikan seringnya salah kaprah dalam metode pendidikan yang diberikan kepada para pelajar. Seringnya institusi pendidikan dan orang tua tidak ikut menyesuaikan tahapan perkembangan seseorang dengan metode belajar apa yang diberikan. Untuk itu, kali ini kami memberikan uraian singkat mengenai psikologi dan tahapan perkembangan pendidikan. Yang dimulai dengan masa kanak – kanak hingga masa remaja.
1.      Masa Kanak-Kanak

Masa kanak – kanak sering juga disebut dengan masa masa pra-sekolah, atau pada saat seseorang berumur 2-6 tahun.
Masa ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
-          Masa negativis (Trotzalter) : masa dimana anak suka melawan
-          Masa bermain :
o   unoccupied behavior
o   onlooker behavior
o   solitary dependent play
o   parallel play
o   associative play
o   cooperative play
-          Masa eksplorasi : masa penasaran / ingin tahu
-          Masa meniru
-          Tahap perkembangan kognitif (Piaget) Praoperasional, ciri;
o   Cara berfikir egosentris
o   Belajar menggunakan Bahasa
-          Tingkat perkembangan moral (Kohlberg), Prakonvensional;
o   Tahap 1 : Orientasi hukuman
o   Tahap 2 : Orientasi ganjaran (reward)
Pendidikan pada masa ini harusnya diberikan dengan cara yang “fun" dalam artian proses belajar diasosiasikan dengan kegiatan bermain. Dan pada masa ini anak – anak harusnya diajarkan softskill, contohnya tenggang rasa, memaafkan, bertanggung jawab, dll. Dan pada masa ini harusnya institusi pendidikan tidak membebankan tugas yang banyak seperti contohnya menulis yang menyebabkan anak-anak merasa kelelahan dan mengeluh bahwa tangannya sakit. Hal ini dikarenakan sistem motorik halusnya belum berkembang dengan sempurna.

2.      Masa Kanak-Kanak Akhir
Masa ini terjadi ketika seseorang berumur 6 tahun sampai memiliki kematang secara seksual (setara dengan usia sd) yang berakhir pada saat satu sampai dua tahun seorang anak mengalami pra-pubertas. Masa ini ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
-          Pengaruh teman sebaya mulai dominan
-          Tahap perkembangan kognitif : operasional – konkrit
o   Mampu berfikir logis tentang objek dan kejadian
o   Menguasai konversi jumlah dan berat
o   Mampu mengklasifikasikan objek
-          Tingkat perkembangan moral, Konvensional;
o   Tahap 3 : Orientasi “Good Boy” / “Good Girl”
o   Tahap 4 : Orientasi otoritas
-          Menurut Erikson : Tahap industry vs inferiority
Pada masa ini kegiatan pembelajaran harus menggunakan alat peraga agar murid tidak bingung dengan materi yang dijelaskan. Contohnya ketika murid ingin belajar mengenai anatomi tubuh manusia, guru menunjukkan patung rangka tubuh manusia. Dan pada masa ini murid harus dilatih untuk menjadi percaya diri agar mereka tidak merasa rendah diri dan ragu – ragu. Untuk itu anak – anak harus dibiarkan bereksplorasi tetapi harus tetap diawasi dan tidak terlalu sering mendapat larangan, kemudian berikan mereka pujian jika melakukan suatu hal yang dinilai baik. Pada tahapan ini murid juga dapat diberikan kegiatan pembelajaran dalam bentuk kerja kelompok.

3.      Masa Remaja (Adolescence)
Masa ini terjadi dalam rentang usia 11/12 sampai dengan 18/24 tahun, masaa ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
-          Perkembangan fisik : Mengarah ke bentuk badan dewasa
-          Prkembangan seksual : Mulai aktif hormone seksual -> Menarche / Polutio
-          Perkembangan heteroseksual : Tertarik pada lawan jenis
-          Perkembangan emosional : Emosi tidak stabil, berubah-ubah, dan cenderung meledak-ledak
-          Perkembangan kognitif : operasional formal, ciri;
o   Mampu berfikir logis mengenai sesuatu yang abstrak
o   Menaruh perhatian tentang masa depan, konsep ideologis, dan membuat hipotesis
-          Pola pikir cenderung egosentris
-          Perkembangan identitas diri : Identity vs Role confusion, timbul pertanyaan “siapa aku?” -> ingin diakui, cenderung mencoba meniru “idola”nya
-          Perkembangan moral, kebanyakan konvensional namun sebagian sudah post konvensional;
o   Tahap 5 : Orientasi kontak sosial
o   Tahap 6 : Orientasi asas etis

Pada masa ini kegiatan pembelajaran dilakukan dengan kegiatan kerja kelompok dengan teman yang berlawan jenis, agar mereka salng memahami mengenai hal yang berkaitan dengan lawan jenisnya dan belajar untuk bergaul yang sehat dengan lawan jenis. Pada masa ini murid perlu diberikan bimbingan karir, seperti jurusan apa yang ingin mereka ambil. Hal tersebut ditujukan untuk membantu murid agar tidak merasakan “kebingungan peran”. Pada masa ini seseorang juga mulai memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap orang lain. Untuk itu jika ingin memberikan hukuman yang dapat memberikan efek jera, berilah hukuman yang menimbulkan rasa malu, bukan dengan hukuman fisik.
Sekian uraian singkat kami, semoga dapat bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About